Kala Menag Bacakan Dua Puisi pada Anugerah Hari Puisi Indonesia,

By Admin

nusakini.com--Anugerah Hari Puisi Indonesia yang digelar di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Rabu (12/10) malam berlangsung meriah. Selain pemutaran dokumenter refleksi puisi atas perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia dan pemberian anugrah bagi sejumlah budayawan, puncak Hari Puisi Indonesia ini dihadiri oleh sejumlah tokoh di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, duta besar, dan pegiat budaya lainnya. 

Mengenakan baju warna hitam dengan celana warna senada, Menteri Agama pada malam Anugrah Hari Puisi Indonesia menjadi salah satu tokoh yang membacakan puisi. Sebelum membacakan dua puisinya, Menag mengaku kalau dirinya merasa nervous, karena nyaris tidak pernah membaca puisi di depan para penyair dan satrawan. 

"Sejujurnya, saya nervous, karena nyaris saya tidak pernah membaca puisi di depan khalayak ramai seperti ini. Ini tentu membuat saya beberapa malam ini sulit tidur," katanya. 

Menag mengaku bersyukur mendapatkan kehormatan tersebut. Bahkan, Menag ingin Hari Puisi yang merupakan salah satu bagian, mengutip pernyataan kritikus sastra, Maman S. Mahayana, sebagai pesta para penyair, ini bisa menjadi agenda rutin negara setiap tahun. 

"Saya membayangkan pembacaan puisi oleh para penyair suatu saat bisa dilakukan di Istana Negara," harap Menag yang disambut meriah penonton. 

Menurut Menag, puisi merupakan energi olahrasa yang kemudian mengejawantah dalam kata-kata dan itu untuk membentuk tidak hanya rasa kita, tapi bagaimana lalu kemudian mewujud dalam berbagai tindakan, sikap, dan prilaku kita. 

Sebelum membacakan puisi pertamanya yang berjudul Sandikala, Menag memberi sedkit gambaran tentang judul puisi Sandikala tersebut. 

"Sandikala adalah suatu masa dulu, ketika saya masih kecil. Banyak cerita mistis dan kekuatan magis pada paruh waktu menjelang Maghrib," terangnya. 

"Dan bagi sebagian kalangan masyarakat tradisional kita, sandikala adalah masa di mana merupakan pergantian masa-masa transisi," imbuhnya.(p/ab)